Sabtu, 17 Februari 2018

Hal-ihwal Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat berarti aturan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar, Selain itu pendekatan pembelajaran adalah arah suatu kebijaksanaan yang ditempuh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dilihat dari bagaimana materi disajikan.
Pengertian lain dari pendekatan pembelajaran adalah jalan atau cara yang digunakan oleh guru atau pembelajar untuk memungkinkan siswa belajar. 

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyajikan suatu materi yang memungkinkan siswa belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
 
Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.


Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran. Dilihat  dari  pendekatannya,  pembelajaran  terdapat  dua  jenis  pendekatan,  yaitu: 
  1. Pendekatan  pembelajaran  yang  berorientasi  atau  berpusat  pada  siswa  (student  centered  approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan
  2. Pendekatan  pembelajaran  yang  berorientasi  atau berpusat pada guru (teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.
Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
  1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang akan digunakan.
  2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
  3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
  4. Mendiaknosis masalah-masalah yang timbul, dan
  5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.

Jenis-jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
Pendekatan Kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih mengutamakan proses dari pada hasil. Peserta didik tidak sekedar tahu, ingat dan paham, tetapi akan lebih bermakna jika mereka dapat melalui “kegiatan mengalami” dalam lingkunangannya. Dalam pendekatan ini, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata serta lingkungan dan budaya tempat peserta didik hidup dan bermasyarakat. Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang ada dalam materi dikaitkan dengan apa yang dipelajari dalam kelas dan dengan kehidupan sehari-hari (Dirjen Dikdasmen, 2001: 8)

Guru pembelajar pembelajar dalam pendekatan kontekstual bertugas menyusun strategi, mengelola kelas untuk secara bersama-sama merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi peserta didik yang dapat berupa pengetahuan,  keterampilan dari hasil mendapatkan temuan. 

Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
  1. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru pembelajar menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal peserta didik. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui peserta didik dengan informasi baru.
  2. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika peserta didik dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
  3. Menerapkan. Peserta didik menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru pembelajar dapat memotivasi peserta didik dengan memberikam latihan yang realistis dan relevan.
  4. Kerjasama. Pengalaman kerjasama tidak hanya membantu peserta didik mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
  5. Mentransfer. Peran guru pembelajar membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman. (http://ipotes.wordpress.com )
Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Sintaksis dapat menggunakan media-media yang relevan. Peserta didik antara lain dapat mempraktikkan cara memproduksi kalimat dengan menggunakan kata-kata yang telah ada di sekitar sehingga tercipta struktur-struktur sintaksis  tertentu. Dengan demikian peserta didik memiliki gambaran dari apa yang dirasakannya, yang dihasilkannya dari apa yang dilakukannya.
 
Pendekatan Konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual, yakni  pendekatan yang dibangun secara bertahap dan hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan berkelanjutan. Peserta didik senantiasa mengaitkan pengetahuan terdahulu dengan pengetahuan yang baru diperolehnya. Dengan demikian peserta didik dapat membangun konsep tentang pengetahuan yang diperolehnya.
 
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran (Nurhadi, 2004: 33). Berdasarkan definisi di atas, pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
 
Dalam pandangan konstruktivisme strategi memperoleh pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Dalam pembelajaran konstruktivisme guru berperan sebagai fasilitator sekaligus membimbing dan mengarahkan siswa membangun sendiri pengetahuan dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
 
Trianto (dalam http://www.sekolahdasar.net)  menyebutkan bahwa pendekatan konstruktivisme mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi siswa dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori, (2) antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa, (3) setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari. (4) Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.

Dengan mengaitkan antarpengetahuan yang didapatnya, pesert didik memilki pemahaman yang lebih maksimal sehingga konsep-konsep tentang Sintaksis akan dikuasainya.
Pendekatan Deduktif dan Induktif. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan deduktif didahului dengan menyampaikan konsep, definisi atau teori. Hal ini biasanya dilakukan untuk membedah data yang ada.

Dalam pembelajaran Sintaksis, pendekatan deduktif sangat relevan untuk kajian klausa dan Okara. Dikatakan demikian karena pembuktian bunyi-bunyi yang mencurigakan harus dilakukan dengan teori dan prosedur yang memang telah teruji.

Pendekatan induktif merupakan kebalikan dari pendekatan deduktif. Pada pendekatan ini data dipaparkan untuk kemudian dianalisis sehingga fenomena yang ditemukan dapat dikaidahkan, sehingga definisi bisa disusun.
 
Pendekatan Konsep dan Proses. Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep dengan baik dan benar. Penguasaan konsep dan subkonsep  menjadi fokus dalam proses pembelajaran tersebut.
 
Berbeda dengan pendekatan konsep, pendekatan proses berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Hal ini sangat diperlukan untuk melatih  kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. 

Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat. Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan proses, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
 
Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains Technology Society (STS), Science Technology Society and Environtment (STSE) atau Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun istilahnya banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu Environtment, yang dalam berbagai kegiatan perlu ditonjolkan. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah kebahasaan dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.

Sumber-sumber
http://www.eurekapendidikan.com/2015/04/sejarah-singkat-sintaksis.html
http://www.sekolahdasar.net/2012/04/pengertian-pendekatan-kontruktivisme.html#ixzz4Olt9hRvf
wibawa, Sutrisna. 2007. Implementasi  Pembelajaran Bahasa  Madura  Sebagai Muatan Lokal.
www. didikwirasamodra.wordpress.com. Multimedia Dalam Pembelajaran. Diakses Jumat, 12 September 2008
www. mustolihbrs.blogspot.com. Multi Media dalam Pembelajaran. Diakses Jumat, 12 September 2008


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Geliat Ide Guru Peneliti

Tumbuhnya Gagasan Seputar   Guru Peneliti Untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, guru yang sudah memperoleh sertifikasi dan tun...