Sabtu, 17 Februari 2018

Beberapa Teknik Pembelajaran Gotong Royong

Pendidikan dan perkembangan Ilmu pengetahuan merupakan salah satu langkah ke depan dalam menyiapkan anak didik yang berorientasi pada pengembangan dan kemampuan di masa mendatang. Terutama membentuk dasar dan prilaku yang baik serta bijaksana dalam berbagai hal kegiatan yang mengarah kepada kemajuan bangsa.

Sejalan dengan perkembangan Pendidikan selama ini selalu rnenjadi barometer bagi suatu kelangsungan pembangunan, terutama pembangunan yang mengarah pada pembentukan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Pendidikan memberikan satu langkah komitmen yang mendasar bagi kemajuan anak didik dimasa mendatang terutama bagi generasi-genarasi berikutnya

Sistem pendidikan Nasional mengamanatkan pada kita tentang peran dan kualitas sumber daya manusia, terutama dalam pengembangan bagi pembangunan yang berkelanjutan . Sekolah merupakan salah satu produsen sumber daya manusia yang berkualitas dan harus mampu menerapkan konsep¬konsep Ilmu Pengetahuan yang diperoleh pada bangku sekolah, dalam hal ini pendidikan harus menjadikan tolak ukur dari keberhasilan dari pembangunan tersebut. Paradigma pendidikan bagi jenjang SD sampai Perguruan Tinggi dapat diimplementasikan oleh tenaga pendidik dan tenaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi. Guru sebagai pengemban tugas pendidikan harus peduli dan proaktif untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara benar , berkualitas dan terukur.

Ukuran atas kinerja para guru tersebut akan dapat dilihat dari akuntabilitas dengan semangat tinggi dan profesional dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai seorang pendidik. Oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatar sehari-hari seorang guru selalu dihadapkan pada permasalahan¬permasahan yang menyangkut kredibilatas dalam melaksanakan tugas. Berbagai bentuk permasahan yang muncul adalah adanya keterbatasan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga akan mempengaruhi berbagai macama persoalan yang dilakukan di kelas.


Sejalan perkembangan iptek dan pengajarannya dapat diukur dari penguasaan peserta didik terhadap ilmu pengetahuan seharusnya juga juga diimbangi dengan keterampilan atau kecakapan hidup. Sehingga tugas mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki, sekaligus dapat diimplementasikan dalam  sistem pendidikan nasional.

Sehubungan dengan usaha-usaha yang dilakukan pemerintah itu semua merupakan langkah yang positif dalam mengembangkan pendidikan secara menyeluruh terhadap kemajuan pendidikan itu sendiri. Kelas merupakan tempat adanya interaksi terjadinya proses belajar mengajar di setiap mata pelajaran, siswa secara langsung dapat menelaah keterangan yang disampaikan oleh gurunya. Dan siswa akan dapat mencapai prestasi yang semaksimal mungkin apabila ada dan saling interaksi antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar.

Yang dimaksud dengan metode mengajar adalah sesuatu cara/teknik mengajar topik-topik tertentu yang disusun secara teratur dan logis. Metode mempunyai peranan penting sekali dalam proses belajar mengajar disamping faktor lainnya. Suatu kondisi yang perlu agar metode yang dipilih efektif adalah bagaimana murid dapat belajar efektif secara teratur dan mandiri.

Pentingnya metode pengajaran dalam mencapai tujuan pendidikan telah kita sadari bersama ,sering pembelajarannya masih menggunakan sistem tradisional yang dilakukan oleh para guru. Di lain pihak siswa merasa kesulitan dalam mempelajari pelajaran walaupun bahasan pada setiap bidang studi sudah diajarkan pada awal masuk sekolah dasar.   

Model Gotong-Royong (Kooperatif)
Pada prinsipnya pembelajaran kooperatil (gotong royong ) mendorong siswa untuk saling komunikasi dan terjadi interaksi antara siswa dalam kegiatan belajar mengajar.Hal tersebut ditandai dengan teknis belajar  mengajar berkcrnbang mengarah kepada kerja kelompok.

Menurut Suwoto, yang dimaksudkan dengan kegiatan belajar adalah suatu proses komunikasi oleh karena itu komunikasi harus diciptakan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar informasi olch setiap guru dan siswa. Menurut Anita Lie ada tiga pilihan model pembelajaran vaitu Kompetensi, Individual dan Gotong royong. Oleh karena itu pembelajaran gotong royong Kooperatif merupakan bentuk bagian metode pembelajaran yang mengarah pada bentuk kerjasama antar siswa.

Apalagi dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia memahami cerita suatu bacaan harus perlu dikembangkan adanya komunikasi searah antar teman. Menurut Surana dalam memahami cerita diperlukan ketenangan membaca dalam hati, memaparkan kembali apa yang telah dipelajari, menggunakan kata-kata yang jelas dan tanpa merubah makna atau arti yang sesungguhnya.

Dengan demikian model pembelajaran gotong royong (Kooperatif ) dalam pendidikan didasari pada falsafah kehidupan yang menekankan bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Tanpa kerjasama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, masyarakat, lingkungan dan sekolah . Dan tanpa adanya kerjasama maka kehidupan ini akan punah. Pembelajaran gotong royong (Cooperatif learning) memang belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun masyarakat Indonesia sangat mengembangkan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Kebanyakan dalam hal ini pengajar enggan menerapkan sistem kerja sama didalam kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup.

Pada kenyataan masih banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok dan terjadi banyak siswa juga tidak senang disuruh kerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder diternpatkan dalam satu grup dengan mereka yang lebih pandai, siswa yang tekun juga merasa temannya yang kurang mampu hanya mengikuti saja pada hasil jerih payah mereka.

Pembagian kerja yang kurang adil tidak perlu terjadi dalam kelompok jika pengajar benar-benar menerapkan prosedur model pembelajaran gotong royong, banyak pengajar hanya membagi siswa dalam kelompok lalu memberi tugas untuk menyelasaikan sesuatu tanpa pedoman mengenai pembagian tugas , sebagai dampaknya siswa merasa ditinggal sendiri dan merasa kebingungan apa yang harus dikerjakan.

Model pembelajaran gotong royong tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok yang terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran gotong royong yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pengajar dalam mengelola kelas dapat efektif  jika pada pelaksanaan prosedur model gotong royong dilaksanakan dengan benar,sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan di kelas masing-masing , tanpa adanya pengaruh yang negatif terhadap proses dan dinamika pembelajaran dikelas.

Teknik Pembelajaran Gotong Royong
Beberapa model pembelajaran gotong-royong yang merujuk Anita Lie dan beberapa teknisnya disampaikan sebagai berikut

Dua Tinggal Dua Tamu. Teknik belajar mengajar dua Tinggal Dua Tamu ( two stay two stray ) dikembangkan oleh Spencer Kagan ( 1992 dan teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Struktur dua tinggal dua tamu pada prinsipnya mcmberi kescmpatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok yang lain. Banyak kegiatan bclaJar mengajar diwarnai dcngan kegiatan –kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup diluar sekolah , kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainya. Langkah-langkahnya sebagai berikut

  1. Siswa bekerjasama dalam kelompok berempat
  2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu kedua kelompok yang lain.
  3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
  4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari yang lain.
  5. Kelornpok, mengumpulkan dan membahas hasil – hasil kerja mereka.
Mencari Pasangan. Teknik belajar mengajar mencari pasangan (Make-a-Match) dikembangkan oleh Loma Curran ( 1994 ). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.Teknik dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia didik. Langkah – langkah yang dilaksanakan

  1. Guru rnenyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa, konsep atau topik yang mungkin cocok untuk persiapan menjelang tes atau ujian.
  2. Setiap siswa rnendapat satu buah kartu .
  3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya .
  4. Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok dengan pemegang.
Berfikir Berpasangan Berempat. Teknik belajar mengajar berfikir-berpasangan berempat dikembangkan oleh Frank Lyman (Think-Pair-Share) dan Spencer Kagan (Think-Pair-Square), sebagai bentuk struktur kegiatan pembelajaran gotong royong. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain, keunggulan dcngan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa yang maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, teknik berfikir¬berpasangan-berempat ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut

  1. Setiap siswa mendapatkan satu pasangan ( guru bisa menunjukkan pasangannya atau siswa melakukan prosedur teknik mencari pasangan seperti dijelaskan diatas )
  2. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.
  3. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kdompok berempat.
Bertukar Pasangan. Teknik belajar mengajar bertukar pasangan memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut

  1. Setiap siswa mendapatkan satu pasangan ( guru bisa menunjukkan pasangannya atau siswa melakukan prosedur teknik mencari pasangan seperti yang dijelaskan diatas ).
  2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
  3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan lainya.
  4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan , masing-masing pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
  5. Temuan baru yang didapatan dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan pada pasangan semula.
Berkirim salam dan soal. Teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal memberi siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan keterampilan mereka. Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

  1. Setiap siswa mendapatkan satu pasangan ( Guru bisa menunjukkan pasanganya atau siswa melakukan prosedur teknik mencari pasangan seperti yang dijelaskan diatas )
  2. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap saling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini, kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini .
  3. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
Kegiatan berkirim salam dan soal bisa digabung dengan beberapa teknik lain, guna memperoleh pencapaian tujuan yang maksimal. Sehingga dalam kegitan belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang sudah digariskan dalam pembelajaran kooperatif ini.

Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah yang utama dan harus diperhatikan yaitu pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi siswa dalam belajar, penyajian informasi, siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar, bimbingan guru pada saat siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka,evaluasi tentang apa yang mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.

Sumber-sumber
Anita, Lie. 1999. Metode Pembelajaran Gotong Royong.  Surabaya:  Citra Media.
Arikunto, Suharsirni. 1984. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Bina  Aksara
Depdikbud Dirjen Dikdasmen. 1999. Penelitian Tindakan kelas  (PTK),]. Jakarta
H, Malik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung:  Bumi Aksara




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Geliat Ide Guru Peneliti

Tumbuhnya Gagasan Seputar   Guru Peneliti Untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, guru yang sudah memperoleh sertifikasi dan tun...